Jumat, 18 September 2015

Kisah perjalanan hidupku

Entah harus ku mulai dari mana kisah hidup ku yang satu ini, ku masih mengingat hari itu. Hari itu adalah hari rabu menurut banyak orang hari itu adalah hari yang baik hari yang mendatangkan kebahagiaan. Pada jam 04.20 WIT  ku terbangun tuk menunaikan sholat subuh. Hati ku sudah mulai terketuk tuk mencoba membiasakan diri agar bisa bangun pagi-pagi sejak saat itu.
Ku bergegas mengambil air wuduk, setelah itu ku langsung sholat subuh. Disetiap do’a ku coba tuk mengerti arti dari satu kata kekata yang lain,satu kalimat kekalimat yang lain. Oh iya sebelum hari rabu itu datang, sudah jauh-jauh hari ku sudah mempersiapkan diri, peralatan sekolah, serta keperluan hidup ku esok dipondok ku.
Setelah itu ku mencoba membiasakan diri untuk tidak terlalu mengingat rumah. Untuk satu tujuan yakni agar aku bisa menuntut ilmu dengan tenang dan tidak ada beban. Setiap detik, menit, jam, hari ku lewati dengan penuh makna dan tak ada satu detik pun yang ingin ku lewati.
Semua ku pergunakan tuk hal-hal yang baik-baik saja agar aku meninggalkan kenangan yang indah-indah saja. Setelah ku menunaikan sholat subuh ku bergegas mempersiapkan peralatan, keperluan yang akan aku bawa dan dengan harapan tak ada satu pun barang yang akan terlupakan saat ku sudah sampai dipondok ku nanti.
Satu-persatu barang-barang ku rapikan dan ku tata agar muat dalam satu koper. Bantal kesayangan buatan nenek ku tersayang juga tak lupa ku bawa untuk ku gunakan tidur dipondok ku nanti.
Baju-baju yang ku bawa tak sebanyak baju ku didalam lemari sekarang, sebab baru mulai beberapa bulan ini ku mencoba untuk menggunakan pakaian panjang serta rok. Sebelum-sebelum nya aku hanya menggunakan baju pendek serta celana pendek hanya sebagian yang berlengan panjang.
Terkadang kalau mengingat hari itu hati ku seakan ingin tertawa saja, tak pernah ku bayang kan sama sekali sekarang aku menjadi wanita muslimah sejati yang menggunakan jilbab. Dulu ku sangat senang menggunakan baju pendek apalagi celana yang hanya sampai paha saja.
Kalau ingat-ingat itu mungkin mustahil aku bisa seperti saat ini, tak pernah terbayangkan untuk menggunakan jilbab. Sebab, ketika bunda ku tersayang mulai menyarankan untuk menggunakan baju lengan panjang ku selalu menjawab.  “Ah, panas ma’ buat apa pake baju panjang masihan ulfa juga ndak punya baju panjang”. Ha J hatiku tertawa mengingat nya.
Yang paling mengherankan juga dari ku adalah kakek ku adalah seorang TGH atau biyar lebih panjang lagi maksud nya itu TUAN GURU HAJI HAYATTUDDIN NAJMUDDIN, B.A. aneh kan cucu tuan guru tidak mau menggunakan pakaina lengan panjang.
Mungkin hanya waktu pergi DINIYAH atau yang lebih dikenal dengan sebutan les agama saja ku mau menggunakan jilbab. Sebab ku merasa panas, gerah sekali saat menggunakan jilbab apalagi ditambah menggunakan pakaian yang panjang, gerah sekali.
Kalau mengingat itu jadi malu sendiri saja. Setelah bersiap-siap dan semua barang-barang yang akan aku bawa ke pondok sudah siap tepat nya jam 07.12 WIT. Ku bergegas mandi dan bersiap-siap untuk berangkat kepondok ku.
Banyak sekali keluarga ku ikut mengantar terutama kakak bapak ku yang tidak pernah senang untuk bepergian ikut mengantar ku, tak ketinggalan juga bude ku. Mungkin mereka sangat sayang terhadap aku.
Setelah semua siap, ku bergegas untuk pergi bersalaman kesemua tetangga, keluarga serta teman-teman ku. Air mata ku pun menetes saat bersalaman apa lagi saat teman-teman ku mengucapkan kata selamat tinggal. Air mata ini seakan tidak dapat ditahan lagi. namun, ku mencoba untuk tersenyum agar mereka juga tak ikut menangis.
Hati ku terasa berat sekali untuk melangkah meninggal mereka. Tetapi, semua ini ku lakukan demi ku bisa menjadi  orang yang lebih baik dari saat ini. Setelah itu sudah saat nya untuk ku berangkat tepat nya jam 08.45 WIT.
Didalam mobil ayah, bunda ku hanya berpesan agar ku jangan terlalu mengingat rumah, menangis, serta agar selalu rajin berdo’a, belajar. Agar bisa membanggakan keluarga ku nanti di pondok.
Nenek ku mencium pipiku dengan berpesan untuk selalu berdo’a dan mengaji, serta tak lupa sholat. Hati ku terasa ingin menangis. Namun, ku menahan semua itu agar semua keluarga ku tidak sedih dan menangin melihat ku.
Tetapi, kebahagian ku yang lain adalah ku bisa merasakan arti kasih sayang dari semua keluarga ku. Uang ku juga tak tanggung-tanggung. Semua keluarga dari ayah bunda ku memberikan uang untuk ku gunakan nati di pondok ku masih menginat jumlahnya sekitar Rp. 112.000,00 ribu rupiah, mungkin baru kali ini ku memagang uang sebanyak itu.
Sesampai di BARABALI, jalanan sudah sangat macet. Agar aku tidak terlambat datang kepondok kami mengambil jalan pintas saja. Tepat nya jam 09.56 WIT kami sampai dipondok ku tersayang yakni  YANMU.
YANMU singkatan dari YAYASAN MUNIRUL ARIFIN NW PRAYA. Mungkin pondok pesantren ini sudah tak asing lagi di teling kita semua. Pondok pesantren ini sangat terkenal di pulau LOMBOK  ini. Pondok ini sangat berjasa dalam mencetak tunas-tunas bangsa yang cerdas, santun, kreatif juga inofativ.
Yang dipimpin oleh TGH. ZAINAL ARIFIN MUNIR, L.C, M.AG. beliau adalah seorang guru yang sangat cerdas dan berwibawa serta memiliki kharisma pemimpin yang sangat tinggi. Beliau memiliki satu orang istri yang bernama HJ. SAKINAH MUSTAFA. Dan 5 orang anak :
1.   H. Mustanir arifin
2.   Ala ul islam
3.   Madjid said
4.   Amira asmalayali
5.   Abdur rahman
Untung saja acara baru saja dimulai dan aku tidak terlambat datang. Banyak sekali hiburan yang disugukan, semua lagu-lagu yang dinyanyikan sangat menyentuh hati. Suara siswa/siswi yang bernyanyi bagus-bagus sekali.
Hati ku bahagia sekali ketika mengijak kan kaki  di pondok pesantren yang sangat ku cintai itu.
Serasa  mimpi ku bisa bersekolah di sana, antara percaya dan tidak. Sebab saat  aku  ikut tes untuk masuk kesana banyak sekali saingan baik yang dari pulau lombok, sumbawa, bima, dompu dahkan sampai luar pulau lombok seperti Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Jakarta, serta flores sana.
          Itu membuat ku pernah psimis untuk bisa masuk serta bersekolah disana, namun alhamdulillah ku bisa lulus tes. Hari itu masih ku ingat. Hari itu hari senin, aku berangkat jam 08.00 WIT diantar oleh paman ku.
Dia adalah salah satu ALUMNI YANMU PERDANA ( ILMU PERDANA ) oleh sebab itu ia yang mengantar aku untuk tes. Sesampai disana aku langsung masuk ruang pertama ternyata nama ku sudah tertempel disana.
Aku langsung duduk di banggu ke 2 dari belakang baris ke 3. Disana tak ada satu pun orang yang aku kenal. Teman-teman ku juga tak ada yang ikut bersekolah disana. Pada hari itu juga ku bertemu dengan teman baru ku yang ku kenal saat tes dia bernama DIAN KAMALA SARI, dia berasal dari LENDANG GOCEK, PAGUTAN. Nama desa nya aneh kan, menurut cerita dari dia kata nya sih mitos nya karena banyak sekali orang yang sering berjudi disana. Jadi dalam bahasa sasak yaitu gocek yang artinya judi.
Aku tertawa mendengar cerita dari dia. Saat ku mulai masuk kedalam kelas tempat aku tes tersebut, dia sudah mulai memandang ku. Mungkin untuk berkenalan. Dan aku mencoba untuk menebarkan senyum kepada nya.
Setelah itu satu persatu kami disuruh menjawab soal, lalu setelah itu kami mulai mengaji al -  qur’an. Setelah mengaji al – qur’an kami segera bersiap-siap untuk tes lisan. Pada saat itu hati ku sudah sangat deg-degan dan takut salah menjawab.
Masih ku ingat nama ibu ustazah yang mengetes ku saat itu ia bernama WIDIA ASTUTI  ia adalah adik kelas paman ku, ia ILMU ( ALUMNI YANMU ) ke-2. ia bertanya kepada ku tentang pelajaran dan diakhir pertanyaan nya ia menanyakan siapa yang menyuruh serta menyarankan ku untuk bersekolah disini  ? Ku tak tau akan menjawab apa dan ku terdiam sejenak untuk berpikir.
Dua menit sudah berlalu ku langsung menjawab, aku masuk kepondok pesantren ini  atas keinginan ku sendiri, ia bertanya lagi, apakah kamu dipaksa untuk bersekolah disini oleh kedua orang tua mu ? dan aku menjawab tak ada yang pernah memaksa atau menyarankan ku untuk bersekolah di pondok pesantren ini.
Pertanyaan terakhir dari ibu ustazh ku itu adalah apa tujuan kamu untuk bersekolah disi ? langsung ku jawab untuk menuntut ilmu ! ia tersenyum simpul kepada ku samabil mengatakan ia sudah cukup terima kasih iya. Ku balas juga dengan senyuman manis atas kelegaan hati yang sudah berhasil menjawab semua pertanyaan lisan dengan baik.
Keluar dari kelas itu ku langsung bergegas pulang, tak lupa ku berpamitan dengan teman baru ku tadi. Kami mengucapkan kata selamat tinggal semoga kami bisa lulus tes dan dapat bersekolah bersama.
Oh iya, sebelum nya banyak sekali keluarga ku yang melarang ku untuk pergi memondok ke sana sebab umur ku yang masih kecil dan belum bisa mencuci  baju sendiri. Maklum lah selama ini hanya bunda ku lah yang mencucikan baju serta seragam sekolah ku.
Mereka menyarankan agar besok setelah aku lulus smp saja baru aku masuk kesana. Sebab kalau sekarang masih terlalu kecil untuk jauh dari orang tua, serta keluarga. Namun, ku hanya bisa terdiam saat semua keluarga ku mengatakan seperti itu.
Ibu dari ayah ku memarahi bunda ku karena mengizinkan aku untuk pergi memondok, ia mengira bunda ku lah yang memaksa  agar aku bersekolah disana. Namun, bunda ku perlahan-lahan menjelaskan kepada nenek ku bahwa aku sendiri lah yang ingin bersekolah disana. Bukan karena paksaan atau desakan dari siapa pun.
Banyak pro dan kontara saat aku akan pergi memondok dulu. Ada yang sangat setuju yakni ayah dari bunda ku. Ia sangat setuju karena agar aku bisa memiliki pondasi agama yang kuat. Yang ditanamkan sejak kecil agar iman serta pengetahuan ku tentang agama semakin kuat.
Dan juga agar aku bisa lebih mandiri serta bisa mengerti  arti  kebersamaan, juga arti kesederhanaan. Tidak selalu bermewah-mewahan, tidak selalu bergantung kepada orang tua, selalu berusaha mengerjakan semua pekerjaan sendiri tidak manja seperti saat ini.
Semua saran , dan pesan  itu semua nya benar dan sangat penting untuk ku ketahui serta ku lakukan agar aku bisa menjadi lebih baik dari saat ini. Ku jadikan semua itu sebagai sebuah pelajaran untuk selalu ku ingat dimana pun aku berada.
Tepat nya jam 12. 11 WIT, semua santri-santriwati dipersilahkan untuk maju kedepan panggung dan berbaris rapi. Aku bergegas maju kedepan panggung. Desak-desakan ingin mengambil posisi paling depan pun terjadi. Untung saja aku tidak ikut dikeramain itu.
Kami semua mulai berbaris rapi, kami semua pun bertanya-tanya untuk apa kami disuruh maju kedepan panggung ? ternyata kami semua kan dicukur. Bagi santri putra kepalanya akan digundulkan, sedangkan untuk santri putri rambutnya akan dicukur sedikit.
Kakek ku juga sudah bersiap-siap disana dengan membawa gunting. Aku sangat bersyukur  serta bangga bisa mempunyai kakek seperti ia. Setelah kami semua baik santri putra maupun putri selesai dicukur.
Acara pun ditutup dengan do’a dari kakek ku sendiri. Rasa nya ku tak sanggup untuk berpisah, dan didalam hati. Ku berpikir bagaimana kalau ku urungkan saja niat ku untuk bersekolah disini. Sebab, ku merasa belum sanggup untuk jauh dari orang tua.
Setelah acara ditutup kami semua bersalam-salaman. Dan bergegas untuk pergi menuju aula. Untuk sholat serta makan siang bersama keluarga kami masing-masing. Saat aku selelai sholat air mata ku tak bisa ku tahan lagi, hati ku sesak sekali. Tak kuasa ku menahan air mata ini sampai suara ku tak bisa lagi terdengar.
Ku termenung diatas sejadah kecil ku dengan mencoba menahan rasa sedih ku ini. Agar ayah bunda serta keluarga ku tidak sedih juga menangis melihat ku seperti itu. Namun, ku mencoba menguatkan diri. Serta menahan air mata ku agar tidak menetes.
Tak lama kemudian bibi dan kakak misan ku datang menghampiri ku. Mereka berdua sudah terlebih  dulu bersekolah disana. Bibi ku bernama NURUL HASANAH ia anak dari adek nenek bunda ku. Sedangkan kakak misan ku bernama RIZKA SYAFAATUL UDZMA sebenarnya, aku seharusnya memanggil nya bibi. Karena kakek nya dengan kakek bunda ku bersaudara. Namun, kalau keluarga dari ayah ku baru aku memanggil nya kakak.
Setelah itu adek bunda ku yang paling kecil juga datang. Ia juga sudah terlebih dahulu bersekolah disana, nama nya  MUHAMMMAD  NURUL  FAJRI dia sangat sayang kepada saya ketika dia baru bertemu dengan ku saja dia sudah mencium ku. Dia paman yang baik buat ku. Dia juga selalu baik terhadap ku. Tidak heran karena aku adalah keponakan pertama nya.
Kami semua berkumpul disana tak lupa pula dengan kakak dari bibi  UYUN ku, paman SAID namanya. Nama panjang nya  MUHAMMAD  SAID  RAMDHANI. Dia juga anak dari adek nenek bunda ku. Dia sangat cerdas dan pintar bisa dibilang juga ganteng.
Kami langsung menyantap makan siang bersama-sama. Mungkin hanya aku sendiri yang tidak ikut makan. Nenek, bibi, serta bunda ku mencoba untuk  menyuapi ku. Namun, perut ku rasa nya sudah sangat kenyang. Serasa sudah makan sepuluh piring saja. Buah, jajan, juga tak ada satu pun yang aku makan apa lagi disentuh.
Bunda ku menyuruh ayah serta paman ku untuk pergi membelikan bakso kesukaan ku. Namun, ku tolak juga. Semua keluarga ku terdiam melihat aku tak mau makan. Sebab, dari pagi aku tak pernah sarapan atau memakan nasi.
Bunda ku pun menangis melihat aku tak mau makan. Ia berpesan kepada bibi UYUN serta kak RISKA agar selalu, memantau, menjaga juga merawat ku . bunda ku sangat kawatir bila aku tak mau mengantri untuk mengambil nasi.
Oh iya, semua santri putra serta putri tidak perlu memasak. Sebab kami hanya tinggal mengantri untuk mengambil nasi dan lauk saja. Waktu makan kami sangat teratur yakni pagi saat sebelum berangkat kesekolah, siang saat kami pulang sekolah, serta sore saat sebelum mulai sholat magrib.
Bunda ku sangat kawatir kalau akau tak akan mau mengantri untuk mengambil nasi, sebab saat aku dirumah apabila bunda ku tidak mengambilkan nasi aku tidak akan pernah mau makan. Oleh sebab itu badan ku tidak terlalu berisi sebab aku sangat manja, bunda ku juga sangat bingung. Namun, tak heran kalau aku seperti itu karena dulu ia juga seperti itu ketika ia seumuran dengan ku.
Ayah ku juga seperti itu jadi jangan heran kalau kau seperti itu. Seperti kata pepatah “ buah itu jatuh tidak jauh dari pohon nya “.
Setelah kami semua selesai makan siang kami mulai diberikan waktu hanya 30 menit untuk melepas rindu kami bersama keluarga. Rasa nya aku tak sanggup untuk berpisah dan jauh dari mereka semua.
Pesan yang sangat ku ingat adalah saat bunda, nenek, ayah, bibik ku berpesan agar aku selalu rajin sholat, berdo’a, serta belajar. Jang
an terlalu memikirkan rumah saja.
30 menit sudah berlalu, saat nya orang tua serta keluarga kami untuk pulang. Air mata ku pun mulai menetes. Ku langsung bersalaman dengan ayah, bunda ku. Bunda ku langsung mencium pipi ku sambil memeluk erat tubuh kecil ku.
Air mata bunda ku menetes membayangkan akan  jauh dari anak tersayang nya ini. Bibi ku juga mencium serta memeluk ku sambil berpesan jangan lupa sholat iya sayang.
Hati ku terasa sakit sekali bila mengingat semua itu. Tak ada satu pun kata yang bisa ku ucapkan. Nenek dan kakek ku juga memeluk tubuh mungil ku sambil mencium pipi dan juga mengucapkan pesan yang sama seperti bibi, ayah, serta bunda ku.
Ketika mereka semua berjalan pelan meninggalkan ku. Ku mencoba untuk bertahan dan berusaha tabah serta menahan air mata yang akan menetes. Sungguh seperti drama senetron saja.
Setelah itu aku mulai berbaris sambil membawa koper serta tas ku. Satu persatu teman-teman ku sudah masuk kedalam kamar mereka masing-masing. Aku tak menyangka ternyata kamar ku adalah kamar terakhir. Mungkin karena awal nama ku yang dimulai dengan huruf S jadi kamar ku berada paling terakhir.
Disana aku mendapat banyak sekali teman baru. Dan disanalah tempat pertama kali ku menemukan “SAHABAT SEJATI KU” sampai saat ini.
Banyak sekali susah senang yang ku lewati dikamar yang penuh dengan kenangan itu.
Jam 14.12 WIT, aku mulai merapikan pakaian ku kedalam lemari. Aku hanya duduk santai disamping bibi dan kakak ku.
Mereka berdua lah yang merapikan pakaian ku kedalam lemari. Banyak sekali teman-teman yang sekamar dengan ku menangis ingin pulang. Mungkin hanya aku satu-satu nya santri putri didalam kamar tersebut yang tidak menangis.
Mungkin karena aku mengingat pesan semua keluarga ku yang berpesan agar aku jangan menangis. Bibi dan kakak misan ku juga selalu menghibur dan mengajak ku bercanda.
Setelah membereskan pakaian ku. Aku langsung diajak untuk pergi kekamar kak riska. Disana ia mengenalkan ku dengan teman-teman nya. Semua teman-teman nya sangat baik terhadap ku.
Lalu, adzan ashar pun berkumandang. Kak riska dan bik nurul langsung mengajak ku untuk mengambil air wuduk. Dan langsung berangkat ke aula.
Dan malam nya adalah malam pembukaan acara MOS untuk santri putra dan putri. Kami semua berbaris menurut nama yang sudah tertera. Dimasing-masing regu.
Kami semua mengumpulkan uang sebesar Rp. 15.000 untuk membeli peralatan MOS. Seperti topi yang terbuat dari anyaman bambu, papan nama, tas yang terbuat dari gresek berwarna hitam. Dan masih banyak lagi.
Malam pertama dibuka dengan menyalakan api unggun. Ditengah-tengah lapangan disana aku mulai berkenalan dengan teman-teman baru ku. Hati ku sangat bahagia.
Setelah itu kami semua langsung bergegas untuk kembali kekamar kami masing-masing. Namun, bagi yang SMA/MA nanti pada jam tertentu akan dibangunkan ditengah-tengah malam sebagai tes pertama nya. Akan tetapi bagi yang SMP sengaja tidak diikutkan karena masih terlalu kecil.
Oh iya dipondok ku itu kami sudah memiliki ranjang masing-masing yang bersusun dan kebetulan aku mendapat ranjang dibagian atas. Setelah selesai pembukaan MOS tadi kami semua bergegas untuk tidur. Banyak teman-teman yang seusia dengan ku menangis karena tidak terbiasa tidur ditempat lain selai dikamar nya. Suara kamar kami penuh dengan suara tangisan.
Hanya aku satu-satu nya yang tidak menangis. Namun, semua orang tidak pernah tau ketika mereka sudah terlelap tidur. Air mata ku seakan menetes dengan deras nya tanpa bisa ditahan lagi. bantal tidur ku pun ikut basah oleh air mata ku. Hati ku seakan seperti ditusuk-tusuk. Aku teringat kedua orang tua ku.
Sampai saat santri SMA mulai dibangunkan untuk segera pergi keaula air mata ku masih mengalir tak ada satu pun orang yang tau. Sampai-sampai orang yang tidur berdekatan dengan aku pun tak ada yang tau.


1 komentar:

  1. Kebetulan saya sahabat baeknya Ahmad Mustanir kita manggil dia Aning , anaknya abah Yanmu , pernah di taon 2013 saya dan saudara saya maen ke lombok dan menginap di rumahnya abah selama 3 hari , dan disana luar biasa kita di perlakukan dengan sangat baik , insya Allah keluarga nya aning di berikan kesehatan , kebahagiaan dan rezeki yang melimpah.

    BalasHapus